GAMBARAN UMUM
A. Geografi
Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan salah satu dari Sembilan Kabupaten yang ada di Provinsi Maluku, dibentuk dengan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2000 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 1. Luas Wilayah : 52.995,20 Km² 2. Luas Daratan : 10.102,92 Km² ( 19,06 % ) 3. Luas Lautan : 42.892,28 Km² ( 80,94 % ) 4. Jumlah Pulau : 85 Pulau 5. Pemerintahan : 10 Kecamatan, 75 Desa, 1 Kelurahan dan 9 Dusun 6. Jumlah Penduduk : 122.221 Jiwa
Batas Wilayah : 1. Utara : Laut Banda 2. Selatan : Laut Timor dan Laut Arafura 3. Barat : Gugus Pulau Babar Sermata 4. Timur
B. Topografi Dan Iklim
1. Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan wilayah yang relatif datar,pulau Yamdena Utara dengan ketinggian kurang dari 50 m, terdapat juga deretan Pulau – pulau kecil yang terpisah oleh selat yang memiliki kedalaman laut tidak lebih dari 20 m, dan pada waktu air laut surut terbentuk daratan yang panjangnya dapat mencapai 500 m dari tepi pantai. Di bagian selatan merupakan Daerah perbukitan dengan ketinggian 200 m,sedangkan di bagian Tenggara Pulau Yamdena adalah Daerah perbukitan bergelombang dengan ketingian mencapai 260 m. Daerah perbukitan yang terdapat di Pulau Labobar dengan puncak tertinggi mencapai lebih dari 300 m serta dataran rendah mengikuti aliran sungai Ranarmoje. Ada pula undak batu gamping yang terdapat di beberapa Pulau seperti Pulau Larat, Selaru, dan Fordata. Undak yang dibatasi lereng puncaknya hampir datar dengan puncak tertinggi 104 m. Secara keseluruhan morfologi di Daerah ini dapat dibedakan menjadi 3 satuan yaitu : perbukitan , dataran rendah, dan teras/undak. 2. Sebagai Daerah tropis, Kabupaten Maluku Tenggara Barat hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan serta Iklimnya dipengaruhi oleh sirkulasi angin musim yang bergerak dari dan kearah ekuator selama periode April-September di dominasi oleh angin pasat tenggara atau angin timur yang relatif kering sehingga kurang mendatangkan hujan terutama pada bulan Juli, Agustus, dan September. Di periode Oktober- Maret , angin pasat timur laut dari lautan pasifik yang lembab yang banyak membawa uap air yang mengakibatkan curah hujan.curah hujan yang tinggi sangatlah bermanfaat bagi kepentingan masyarakat karena air hujan digunakan sebagian besar untuk pengairan perkebunan rakyat.
C. Sosial Budaya Masyarakat
Masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara Barat hidup dalam adat istiadat Duan Lolat, yang merupakan suatu hukum adat tertinggi yang lahir dan hidup berdasarkan hak dan tanggung jawab timbal-balik antara keluarga pemberi dan keluarga penerima anak dara dalam berbagai aspek hidup multidimensional masyarakat warga Maluku Tenggara Barat dimana saja berada yang aktual dan konseptual. Terdapat juga budaya SASI pada Masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang menjadi norma dalam pengelolaan sumber-sumber atau potensi alam yang ada di Desa. Inti dari budaya SASI ini adalah pengaturan masa panen atas sumber daya alam yang ada di Desa pada hak ulayat masing-masing desa. Kearifan lokal ini secara tidak langsung mendukung kelestarian sumber daya atau potensi alam yang dimiliki oleh Desa, seperti sumber daya kelautan dan perikanan, sumber daya perkebunan dan lain-lain sesuai dengan potensi yang ada di Desa. Sebagian besar Desa di Pulau Selaru, pulau Matakus dan beberapa desa di kecamatan lain, memiliki kebiasaan unik dalam menangkap ikan di laut yang dinamakan Tarik Tali atau Talikoor. Tarik Tali hanya dilakukan pada bulan-bulan tertentu yang diawali dengan upacara adat. Proses Talikoor dilakukan dengan menggunakan janur kelapa untuk menjerat ikan dan digiring ke tepi laut untuk kemudian langsung ditangkap.
|