Kenangan Manis Di Banda Naira, Maluku |
Written by Administrator
|
Thursday, 23 February 2012 14:57 |
Kepulauan Banda Neira yang berada di provinsi Maluku ini menyimpan banyak kenangan, sedikit di antaranya manis. Kenangan manis Banda yang tercatat sejarah antara lain
tentang kemasyuran wilayah yang terdiri atas 13 pulau kecil itu akan kekayaan rempah-rempahnya. Wangi rempah di wilayah kepulauan seluas 44 kilometer persegi tersebut menarik orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk datang membeli rempah-rempah dengan kualitas terbaik.
Orang Portugis tiba di wilayah Kepulauan Banda tahun 1512, disusul Spanyol (1521), Inggris (1601) dan Belanda melalui Vereneeging Oost-Indische Compagnie (VOC) di bawah pimpinan Jan Pieter zoon Coen pada 1609.Mereka semua berusaha memenangkan penguasaan perdagangan pala dan cengkih di Banda dan itu menjadi bencana yang menyisakan kenangan pahit bagi orang-orang Banda dan Indonesia.Sementara Inggris memonopoli perdagangan pala dan cengkih di Pulau Hatta dan Pulau Run.
Saksi sejarah kelam Banda pada masa itu sebagian masih ada sampai sekarang. Kebun-kebun pala yang ditinggalkan Belanda setelah masa penjajahannya usai antara lain masih ada di Pulau Banda dan Banda Besar. Kepulauan Banda Neira juga memiliki berbagai lokasi wisata darat yang tak kalah memukau, terutama obyek wisata sejarah. Berbagai bangunan tua sisa peninggalan masa penjajahan Portugis dan Belanda masih kokoh dan terawat dengan baik seperti benteng-benteng kuno, pelabuhan dan rumah tua bergaya kolonial, menjadi saksi bisu bahwa pulau kecil di Maluku Tengah ini pernah jadi pusat perekonomian dunia.
Kepulauan Banda Neira dikenal juga memiliki obyek wisata bawah laut yang menakjubkan. Kepulauan ini tak lagi asing bagi penggemar wisata bahari, terutama mereka yang hobi menyelam dan snorkling. Daya tarik utama kepulauan ini adalah keindahan taman laut beserta keanekaragaman fauna dan flora yang hidup di dalamnya.
Untuk mencapai Banda Naira, ada kapal feri yang berangkat setiap dua minggu sekali dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Selain itu bisa juga dicapai lewat Ambon dengan kapal cepat. Kini ada penerbangan yang melayani rute Ambon-Banda Naira, satu minggu sekali.
Banda Naira tidak besar. Bisa dijelajahi dengan berjalan kaki selama 3 jam. Jalan aspal menghubungkan seluruh Pulau. Kendaraan roda empat bisa dihitung dengan jari. Selain kendaraan dinas milik pemerintah dan polisi, tidak ada warga yang memiliki mobil. Jika kita mau mengelilingi pulau kita dapat naik sepeda, pakai ojek atau jalan kaki saja.
Ambillah waktu kita untuk merasakan kenangan manis di Kepulauan Banda Naira, Anda berminat?
|
Last Updated on Wednesday, 11 April 2012 14:40 |