Potensi Wisata di Pulau Yamdena
Written by Administrator   
Thursday, 22 February 2018 02:49

b_100_60_16777215_0___images_stories_berita_tanimbar.jpgPulau Yamdena di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) memiliki potensi wisata yang cukup kaya, baik potensi alam yang indah maupun warisan kearifan lokal masyarakat yang terjaga hingga saat ini.

Diantara kearifan lokal yang masih terjaga dan memiliki nilai wisata tinggi, yaitu, budaya sasi maupun kerajinan tenun ikat yang dilestarikan masyarakat secara turun temurun.

Selain itu, daya tarik wisata alam di pulau terbesar di MTB tersebut cukup menjanjikan karena memiliki berbagai keunikan dan daya tarik tersendiri.

Yamdena MPA Site Representative for WWF Indonesia Inner Banda Arc Subseascape, Frederik Peter Alan Batkormbawa, mengatakan, potensi wisata di Pulau Yamdena cukup menjanjikan bila dikelola dengan baik. Baik dari unsur potensi budaya maupun keindahan alam.

Menurut Frederik, di pulau tersebut banyak pantai indah dengan pasir putih bersih dengan vegetasi terumbu karang yang masih sangat terjaga, tertutup rapat. Sehingga sangat cocok bila dikembangkan sebagai lokasi wisata snorkeling dan diving.

Misalnya, ungkap Frederik, yang sering dikunjungi oleh wisatawan, diantaranya, Pulau Astubun (Pantai Sembunyi), Pulau Nustabun, dan Pulau Matakus itu semua lokasinya si Kecamatan Selaru.

“Memang ada beberapa pulau yang menjadi daya tarik dengan kekayaan bawah lautnya. Namun yang sering dikunjungi wisatawan, yaitu, Pulau Astubun (Pantai Sembunyi), Pulau Nustabun, dan Pulau Matakus,” katanya.

Namun, yang disayangkan semua potensi tersebut belum dikembangkan secara optimal oleh pemerintah daerah dan masyarakat. ”Mereka belum paham mau mengelola seperti apa kedepannya. Padahal potensinya sangat luar biasa, tapi dibiarkan begitu saja pulau dan tempat wisatanya,” tutur pria lulusan Bioteknolgi Universitas Atma Jaya Yogyakarta tersebut.

Selain belum dikelola secara optimal, akses transportasi juga menjadi kendala utama bagi pengembangan sejumlah objek wisata tersebut. “Akses menuju lokasi wisata juga masih menjadi kendala. Ketersediaan speedboat atau longboat sangat dibutuhkan, karena tidak adanya transportasi reguler menuju ke pulau-pulau tersebut. Jadi sangat susah bagi wisatawan baru yang mau berkunjung ke objek-objek wisata yang ada disana,” ungkap pria 23 tahun ini.

Berdasarkan hasil monitoring Kesehatan Terumbu Karang di Kawasan Konservasi Perairan dan Pulau Pulau Kecil Maluku Tenggara Barat bersama WCS Indonesia, Universitas Pattimura, LIPI Ambon, dan Dinas Perikanan MTB, kondisi terumbu karang disini lumayan rapat tutupannya sekitar 50 persen dan masih tergolong bagus.

“Kalau kita menyelam, secara kasat mata, terumbu karang yang bagus itu dihuni oleh banyak ikan disekitarnya, tidak ada bekas kerusakan seperti bekas bom, jangkar, terbelah, patah, atau bekas potas atau bleaching,” tuturnya.

Untuk itu, Frederik berharap, kondisi terumbu karang di MTB dapat terus terjaga. Dan hal tersebut sangat membutuhkan partisipasi pemerintah dan masyarakat.

Sedangkan mengenai potensi wisata, harapnya, semoga pemda semakin sadar akan potensi MTB yang luar biasa, dan membuka diri untuk menerima saran atau masukan dalam pengelolaan pariwisata yang baik.

Potensi Wisata di Pulau Yamdena
 

Artikel Terkait

 

Migrasi & Pelaporan LKPM OSS 1.1

BPMD Facebook

Pengunjung

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterToday46
mod_vvisit_counterYesterday505
mod_vvisit_counterThis week2519
mod_vvisit_counterThis month14835
mod_vvisit_counterAll1618321