Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku memperkirakan perekonomian di Maluku tahun 2018 akan terus menguat.
Penguatan ini diperkirakan antara 5,9 hingga 6,3 persen dari tahun ke tahun (yoy). “Menuju tahun 2018, prospek perekonomian Maluku diperkirakan akan menguat, yaitu sekitar 5,9 sampai 6,3 persen yang ditopang oleh konsumsi rumah tangga sebagai motor utama,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Bambang Pramasudji kepada wartawan di Ambon.
Selain itu, perekonomian Maluku juga akan menguat dengan dorongan kinerja ekspor perikanan yang diperkirakan akan terus membaik. Selain itu, ketersediaan energi juga meningkat, didorong oleh telah beroperasinya kapal pembangkit listrik.
Disatu sisi, kata Pramasudji, investasi swasta diperkirakan akan menguat seiring menguatnya prospek bisnis, yang kemudian mendorong peningkatan lapangan kerja.
Selanjutnya, ketersediaan lapangan kerja akan meningkatkan pendapatan serta konsumsi rumah tangga. Dari sisi perkembangan harga, inflasi Maluku pada 2018 diperkirakan masih terkendali sesuai dengan target roadmap TPID, yaitu pada kisaran 4,0±1 persen (yoy).
Namun demikian, terdapat beberapa risiko inflasi yang perlu menjadi perhatian, antara lain kondisi cuaca yang terkadang tidak dapat diprediksi yang berdampak pada kontinuitas pasokan hortikultura dan ikan segar, mulai menguatnya permintaan masyarakat, serta kenaikan tarif listrik dan jasa transportasi. “Kami menyadari di tengah banyaknya tantangan baik dari dalam negeri maupun dari global, kita tidak bisa mengedepankan kepentingan sektoral. Namun, kita harus terus bersinergi menyatukan gerak langkah ke depan,” pungkasnya.
Sumber : Ambon Ekspres
|